Webinar Obesitas Update: Melawan Inflamasi Kronis, Mengelola Komorbiditas Metabolik. Strategi Diagnosis dan Intervensi Terintegrasi Kerja Sama Katalist Learning Hub

Online

Online

Obesitas telah lama diakui sebagai masalah kesehatan masyarakat global yang mencapai dimensi epidemik. Ia bukan sekadar isu estetika atau penumpukan lemak berlebih, melainkan sebuah penyakit metabolik kronis yang kompleks dan multidimensional. Prevalensi obesitas terus meningkat secara mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, menjadikannya salah satu tantangan terbesar dalam sistem pelayanan Kesehatan modern. Inti dari bahaya obesitas terletak pada perannya sebagai pemicu dan pemelihara kondisi inflamasi kronis tingkat rendah (low-grade chronic inflammation). Jaringan adiposa (lemak), terutama lemak visceral, tidak lagi dipandang hanya sebagai tempat penyimpanan energi pasif, melainkan sebagai organ endokrin yang sangat aktif. Sel-sel lemak yang hipertroi (membesar) dan terganggu pada individu obesitas memicu infiltrasi makrofag dan melepaskan berbagai zat pro-inflamasi, yang dikenal sebagai adipokin dan sitokin (seperti IL6 dan TNF-α). Pelepasan sitokin ini menciptakan lingkungan peradangan sistemik yang berlangsung terusmenerus. Peradangan kronis inilah yang menjadi jembatan patofisiologi utama yang menghubungkan obesitas dengan spektrum luas komorbiditas metabolik. Sitokin proinflamasi mengganggu sinyal insulin, yang mengarah pada resistensi insulin, yang merupakan akar dari Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2). Lebih jauh, inflamasi sistemik merusak lapisan endotel pembuluh darah, memperburuk dislipidemia (gangguan kolesterol), dan meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular (seperti penyakit jantung coroner dan stroke). Dengan kata lain, obesitas, inflamasi kronis, dan komorbiditas metabolic membentuk lingkaran setan yang saling memperburuk, membutuhkan intervensi yang memutus siklus tersebut. Mengingat kompleksitas ini, penanganan obesitas tidak bisa lagi hanya berfokus pada penurunan berat badan semata. Pendekatan yang efektif haruslah bersifat holistik dan terintegrasi, mencakup strategi diagnosis yang cermat dan intervensi yang menargetkan akar masalah: inflamasi dan disfungsi metabolik. Diagnosis yang komprehensif melampaui perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), melibatkan penilaian komposisi tubuh, deteksi dini 3 biomarker inflamasi (seperti hs-CRP atau adipokin tertentu), dan skrining mendalam terhadap semua komorbiditas metabolik yang mungkin menyerta

Kompetensi:
• - Memahami Patofisiologi: Menjelaskan mekanisme bagaimana jaringan adiposa pada obesitas memicu dan memelihara inflamasi kronis tingkat rendah dan peran sitokin dalam perkembangan komorbiditas metabolik. - Mendeteksi Komorbiditas: Mengidentifikasi spektrum penuh komorbiditas metabolik (seperti Diabetes Melitus Tipe 2, dislipidemia, hipertensi, dan NAFLD/penyakit perlemakan hati non-alkoholik) yang terkait dengan obesitas. - Mengembangkan Strategi Diagnosis: Menerapkan strategi diagnosis obesitas yang lebih mendalam, mencakup penilaian klinis, antropometri (IMT dan lingkar pinggang), dan penggunaan biomarker inflamasi/metabolik sebagai penanda risiko. - Merancang Intervensi Terintegrasi: Memformulasikan dan mengintegrasikan modalitas terapi non-farmakologis (nutrisi, olahraga, modifikasi perilaku) dan farmakologis, termasuk pertimbangan untuk intervensi bariatrik, dalam rencana penanganan pasien obesitas.
• Tujuan: Memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai obesitas sebagai penyakit inflamasi kronis, keterkaitannya dengan komorbiditas metabolik, serta membekali peserta dengan kerangka berpikir dan strategi prak s dalam melakukan diagnosis dan intervensi yang terintegrasi

Bidang Keilmuan